view Sawah yang menguning dan Danau Singkarak |
Bulan pertama bergabung di Dinas Pertanian, kebetulan pas weekend Pemko mengadakan event sepeda santai. Saya, Lia dan Ira (teman baru disini) datang hanya untuk sekadar melihat-lihat, sepertinya asyik sekali mereka nge-gowes sepeda sambil menikmati keindahan panorama Bukittinggi.
Berusaha mencari rental sepeda,
tapi tidak ada. Akhirnya dihari itu kami hanya jadi penonton yang berputih
mata. Apalagi saat event itu bertemu rekan senior satu kantor yang ikut event.
hmm..sepertinya cara satu-satunya adalah harus punya sepeda sendiri. Caranya? Ya beli dong nov!
Dengan keuangan yang pas-pasan, kerna gaji pertama disini hanya setengah dari gaji yang pernah saya terima sebelumnya, saya mencicil beli sepeda.
hmm..sepertinya cara satu-satunya adalah harus punya sepeda sendiri. Caranya? Ya beli dong nov!
Dengan keuangan yang pas-pasan, kerna gaji pertama disini hanya setengah dari gaji yang pernah saya terima sebelumnya, saya mencicil beli sepeda.
Kemudian saya dan dua teman
wanita itu bergabung dengan grup sepeda di kantor. (KENANGAN AWAL JATUH CINTA DENGAN SEPEDA)
Kemudian tiap hari minggu kami
rutin bersepeda santai. Mulai dari rute yang ringan tanpa tanjakan sampai rute ospek untuk anggota baru,
mendaki-menurun dengan kelandaian sampai 45 derjat.
Minggu selanjutnya kami berencana
bersepeda mengelilingi Danau Singkarak. Minggu paginya kami lebih awal
berkumpul di rumah Pak Hasnil sangking semangatnya membayangkan perjalanan yang
membahagiakan itu. Rencana awal, dari Bukittinggi ke Singkarak pakai mobil Pak
Edi, kemudian sampai disana baru bersepeda mengelilingi danau.
Ternyata pagi itu semua planning berantakan. Pak Hasnil tidak bisa ikut kerna ada tugas ke Padang, dan tiba-tiba Pak Edi pun batal ikut. Yah, pupus harapan kami. Tidak ada mobil untuk berangkat, sedangkan semangat sudah mengebu-gebu.
Anak muda harus punya semangat
’45, baru Indonesia bisa merdeka. Jam 7 pagi, Saya, bang Anton, bang Hen,
Lia dan Wel tetap pergi ke Singkarak. Pakai mobil? Nope! Kami nge-gowes dari
Bukittingi ke Danau Singkarak yang berjarak sekitar 50 Km.
Jarak Bukittinggi-Danau Singkarak |
Tapi bang Hen bilang, ‘kita istirahat dirumah kakak abg aja
ya.’
‘masih jauh?’
‘ngak, nanti siap jalan berbelok ini mendaki sedikit dan sampai di rumahnya.’
sudah setengah jam mendaki panas pun sangat terik, tapi rumah kakak bang hen masih tanda tanya.
‘masih jauh?’
‘ngak, nanti siap jalan berbelok ini mendaki sedikit dan sampai di rumahnya.’
sudah setengah jam mendaki panas pun sangat terik, tapi rumah kakak bang hen masih tanda tanya.
Ini kali kedua saya dibohongi
tentang jarak. Dulu waktu saya bertualang di perkebunan kelapa rakyat di
Guntung Indragiri Hilir, hal yang sama dikatakan abang cek. ‘Masih jauh bang?’’taklah
dah dekat dua parit aja, ini udah parit lapan, kita tu ke parit sepuluh”.
Ternyata jarak atara satu parit itu satu kilo meter. Gubraakk!!!
Nyebur di Danau Singkarak |
Huh? Berenang? Kan tidak bawa
persiapan! Bukan masalah. Berenang pakai kain sarung saja, yang penting nyebur
ke air. Perjalanan panjang yang sangat melelahkan ini terbayar dengan
kegembiraan. BADAN SEHAT HATI BAHAGIA, cheers!!
No comments:
Post a Comment