Tuesday, May 1, 2018

unplan plane

Pesawat Xpress Air (PKU-Melaka)
Saya setuju dengan pendapat bahwa seorang kaki jalan adalah orang dengan karakter yang lebih tangguh dalam menghadapi permasalahan. Bahkan mereka harus mampu melihat apapun kejadian dari dua sisi dan keep positive thinking. Sederhananya begini, sudah apes pun masih harus bisa bilang "untung masih..."
Catat! kaki jalan yang saya maksud bukan pelancong dengan tour guide ya.

Perjalanan yang menurut saya paling apes sejauh ini adalah traveling ke Bangkok tahun lalu. Niatnya sih liburan seminggu disana sambil merayakan hari lahir, tapi realitanya baru saja mendaratkan kaki di airport Don Mueang harus segera me-rescadule jadwal balik untuk lusanya, kerna urusan kerja teman jalan saya yang tidak bisa di-cancel. (yaelah..capek perjalanan hari ini yang mesti bangun jam 3 buta belum terobati, sekarang sudah harus beli tiket pulang).
Harga perubahan tiket sama persis dengan harga beli baru, aduh! Akhirnya tiket pulang dibiarkan begitu saja, dan dengan terpaksa membeli tiket baru. Dengan pertimbangan sana-sini akhirnya beli tiket full service MAS, pilihan penerbangan paling pagi.

Subuh sudah sampai di Suvarnabhumi Airport dengan mata masih mengantuk dan 'bad day' pun bermula. Penerbangan pertama MAS tujuan Jakarta delay lebih sejam. Alhasil saya ketinggalan penerbangan selanjutnya. Sampai di imigrasi Jakarta bad day masih berlanjut. Saya kena random check dan harus naked di depan petugas imigrasi (eits...didalam ruangan tertutup ya dan cuma saya dan petugas cewek yang memeriksa saya). Anti klimaks mereka tidak menemukan apa-apa pada saya.

Keluar dari imigrasi saya berlarian ke counter Lion Air untuk mencari tiket terakhir ke Balikpapan. Sebelumya saya check disemua aplikasi jual tiket online semua full booked. Siapa tau di counter masih ada. Kata petugasnya masih ada, "ok pak langsung booking atas nama saya". Pas dia masukkan data, yah...! "Habis mba". Balik lagi ke aplikasi tiket online, u-n-t-u-n-g  m-a-s-i-h  ada Garuda penerbangan terakhir. Langsung saya booked dan segera berlarian ke terminal 3 sebab waktu sudah mepet. phew!!!

Jam 2 pagi saya sampai di salah satu lokasi HTI di Kalimantan Timur, setelah hampir tiga jam dalam mobil yang melewati Hutan Eucalyptus dan jalanan pasir sertu. Besok paginya langsung ke kantor mereka untuk sign kontrak. Alhamdulillah happy ending juga :)

Lain lagi dengan perjalanan ke Melaka end of year tahun lalu. Niatnya sih mau jalur laut saja dari Dumai ke Melaka. Tapi dipikir-pikir lagi, rasanya capek banget dari Pekanbaru ke Dumai perjalanan malam dan pagi langsung ke Melaka. Apalagi saat itu kondisi kesehatan saya kurang fit. Dan memang salah satu tujuan ke Melaka adalah untuk berobat. Dalam keadaan galau, saya putuskan untuk naik pesawat dari Pekanbaru ke Melaka. Kerna booking last minute dan akhir tahun jadilah harga tiket melonjak 200%. 

Never mind, tiket sudah dibeli. Besok paginya saya berangkat ke Sultan Syarif Kasim II. Waktu check in, saya hanya membawa satu luggage ukuran kabin. Tapi petugas bilang, "mba..kopernya harus masuk bagasi ya". "Inikan ukuran kabin mba"."Iya, tapi pesawat kita kecil mba, itu harus masuk bagasi". Sayapun ikut maunya petugas counter itu sambil berpikir emangnya sekecil apa sih pesawatnya?.

What?? pesawat baling-baling bambu??!! Dengan kapasitas penumpang 30 orang, dan hanya ada seorang pramugari. Saya sedikit khawatir jadinya. 

Saat pergantian tahun, seharusnya saya ikut merayakannya di tepi sungai Kota Melaka. Tapi malam ini saya harus mengejar bus dari Melaka ke KLIA 2 untuk penerbangan paling pagi dari KL ke Padang. Walaupun jarak Melaka ke KLIA 2 paling lama hanya 2 jam perjalanan tapi masalahnya adalah bus terahir dari Melaka ke KLIA 2 berangkat jam 12 am. 

Dari pukul 10.30 pm saya sudah pesan Grab Car. Tunggu punya tunggu mobil tidak sampai-sampai di hotel. Alamak!, jalanan sudah macet kerna semua orang keluar merayakan pergantian tahun. Pukul 11 pm hujan mulai turun dan driver Grab Car meng-cancel pesanan sebab terjebak macet. Saya pesan Grab Car yang lain dan memohon kedrivernya untuk tetap berusaha menjemput. N-a-s-i-b  b-a-i-k drivernya mau. 

Muka tegang-jantung berdetak kencang. Jam sudah menunjukkan pukul 11.50 pm. Nah..akhirnya driver sampai. Saat ditanya apakah bisa ontime sampai di bus station, "i try my best" jawabnya. jam 12 teng kami masih di jalan menuju bus station. "Happy new year" ucap saya ke Hari dan ke driver yang masih anak kuliahan itu. "Happy new year to u too" keduanya me-replay saya :)

Sampai di bus station bus sudah siap-siap mau berangkat. Alhamdulillah tidak ketinggalan bus :) Jadilah malam panjang itu sepanjang perjalanan Melaka ke KL.

Satu hal yang paling saya syukuri adalah punya teman jalan yang baik. Seburuk apapun keadaan dalam beberapa trip kami, tidak sekalipun itu menjadikan pertengkaran atau saling menyalahkan.