Sunday, November 3, 2019

TERBANG #BahagiaBersamaAirAsia

Menunggu Take Off di KLIA2
Lebih dari satu dekade saya menggunakan AirAsia untuk mengantarkan saya ke destinasi liburan baik domestik maupun luar negeri. Sepanjang masa itu pula saya mengikuti rentak perubahan yang dilakukan AirAsia. Dulu, disaat belum ada smartphone, pencarian dan pemesanan tiket saya lakukan via website AirAsia. Untuk check in pun saya memilih web check in dan langsung memprint boarding pass karena saya menghindari antrian di counter check in

Namun sekarang saya lebih berbahagia bersama AirAsia, dimanapun dan kapanpun semua cukup dari smartphone. Tinggal instal aplikasi airasia di smartphone sudah bisa melakukan pencarian, pemesanan tiket dan produk tambahan sesuai kebutuhan seperti pilih kursi, bagasi, asuransi, maupun Santan (pilihan makanan di pesawat), sampai kemudahan mobile check in

Jangan lupa login sebagai member AirasiaBig supaya dapat big point dari setiap pembelian tiket. Diwaktu tertentu akan ada promo penukaran big point dengan penerbangan dan produk tambahan. Lebih asyiknya lagi, anggota AirasiaBig berhak mendapatkan diskon dan akses prioritas terkait promo ataupun mengatur ulang penerbangan. Saya pernah menukarkan hanya 500 big point untuk penerbangan dari Padang  ke KL. 
Transaksi Bigpoint

Ketika rasa malas untuk melakukan mobile check in karena nanti harus memprint boarding pass di bandara, nah! pilihan saya lainnya adalah self check in di Kiosk, sekalian drop bagasi di counter Auto Baggage Drop setelah mendapatkan bag tag. Kurang dari 5 menit proses check in dan drop bagasi selesai.

AirAsia menawarkan lebih dari 140 destinasi di Asia, Australia, Timur Tengah dan Amerika Serikat dengan mengoperasikan  lebih dari 200 pesawat Airbus A320-200 dan A330-300. Saking banyaknya pilihan rute yang dilayani AirAsia, ketika saya mau liburan ke Bali saya malah mengambil rute Padang ke KL dan dilanjutkan KL ke Denpasar semua dengan AirAsia. Logikanya, secara saya hanya mau liburan domestik harusnya mengambil rute Padang ke Bali dengan transit di Jakarta. Kenyataannya harga yang ditawarkan jauh lebih murah dengan memilih melipir ke KL dulu. Sampai-sampai petugas imigrasi di Bandara Minangkabau bertanya pada saya apakah saya bekerja  pada maskapai AirAsia, ke Bali aja kok mesti pakai AirAsia yang harus transit di KL. Sambil senyum saya menjawab, “bukan pak, cuma harga tiketnya lebih membahagiakan kantong saya”. 

Phiphi Island - Thailand
Desa Penglipuran - Bali
Skybridge Langkawi










Pantai Tanjung Aan Lombok










April lalu sekembalinya dari Kashmir, di Indira Gandhi Airport saya mendapatkan berita buruk. Penerbangan balik saya ke tanah air dibatalkan dan tidak ada penggantian penerbangan (ah..jangan ditanya lagi apa sebabnya). Dalam keadaan panik saya harus berpikir jernih supaya tetap bisa pulang hari Sabtu sesuai berakhirnya cuti saya. Taukan membeli tiket mendekati hari H pasti harganya membuat kantong jebol. Semua penerbangan saya cek dan harga yang ditawarkan paling murah 8 jutaan. Tapi tidak satupun dari daftar maskapai itu AirAsia.

Hawa Mahal Jaipur
Setelah cari info, ternyata AirAsia juga beroperasi dari bandara Jaipur. Saya buat quick check untuk melihat perkiraan harga tiketnya. Saya jadi sumringah karena harganya masuk dalam budget saya. Sambil makan siang di stasiun kereta bandara Delhi, cari wifi gratisan dan saya mulai mencari tiket pulang dari aplikasi AirAsia di smartphone saya. Rute Jaipur ke Jakarta dengan transit di KL. Karena penerbangan lumayan lama saya memesan menu ‘Santan’ Nasi Lemak Pak Nasser dan juga membuat pilihan kursi. Berhubung punya waktu 3 hari lagi menjelang keberangkatan pulang artinya punya waktu untuk shopping di Delhi dan Jaipur. Akhirnya saya menambahkan pemesanan bagasi 30Kg. Tiket airasia berhasil issued dengan harga tidak sampai 4juta. Penerbangan lima setengah jam saya terasa nyaman dengan AirAsia  X yang menggunakan pesawat jenis Airbus A330-300. Mulai dari take off sampai landing sangat smooth

Akhir tahun sudah di depan mata, saatnya memikirkan liburan untuk mengendurkan syaraf dengan melihat dunia luar sana. Lagi-lagi pilihan penerbangan bersama AirAsia, saya #BahagiabersamaAirAsia.

Friday, October 11, 2019

'The Heaven on Earth' itu bernama KASHMIR

Hamparan salju di Gulmarg - Kashmir
Entah apa yang melintas di pikiran saya tiba-tiba saja terbersit ingin mengunjungi Kashmir. Ajaibnya sekitar dua bulan sejak pikiran itu, di grup backpacker internasional heboh tiket 'error' Jakarta - Delhi, hanya 1,5 jutaan PP dengan maskapai Jet Airways. Serius?!! iya..duarius bang!! 
Tanpa pikir panjang dalam waktu 3 menit saya issued tiket Jakarta-Delhi untuk 12 hari perjalanan. Liburan musim semi di depan mata. Yey!!

Katanya India itu penuh drama. Dan demikian juga dengan maskapai mereka. Sebulan menjelang keberangkatan Jet Airways mereschedule jadwal, ini masih ok, eh menjelang  seminggu keberangkatan ada pemberitahuan mereka membatalkan semua penerbangan karena bangkut.

Apa?! bangkrut?? Trus nasib penumpang bagaimana?. Semua tiket lanjutan dan hotel sudah prepare jauh-jauh hari, seenak udel aja mau refund. (Masalahnya uang refund nya ga bakalan bisa beli tiket semurah itu bos).
Singkat cerita, penerbangan saya dialihkan dengan Etihad Airways dan transit di Abu Dhabi. Kurang keren apa coba?, meski kehilangan 2 tiket lainnya.

Abu Dhabi International Airport
Dari Abu Dhabi heading to Indira Gandhi International Airport. Sampai di Indira Gandhi harus buru-buru check in lagi untuk penerbangan ke Srinagar - Kashmir. Saya mulai capek banget dengan long haul flight. Pagi hari Rabu saya keluar dari rumah menuju Padang 2 jam perjalanan. Pesawat dari Padang ke Jakarta kurang lebih 2 jam, lanjut ke Abu Dhabi 8,5 jam, kemudian terbang lagi ke Delhi 3,5 jam. Perlu s-a-t-u  jam saja lagi untuk mencapai heaven on earth itu.

Setelah setengah jam terbang dari Delhi ke Srinagar, tiba-tiba dari ruang kokpit ada pemberitahuan RTB! iya betul banget ga salah dengar saya. Return To Base dengan alasan teknis. Apakan tidak mendadak rasa mau berakhir hari saya, astaghfirullah nov! Pastinya muka tegang dan pucat pasi. Lebih parahnya lagi perangai penumpang masih saja berisik tidak jelas membuat saya semakin takut. Tapi wajah-wajah awak kabin yang saya perhatikan cukup relax artinya pesawat masih dalam kendali pilot. Saya berdoa semoga saya tetap bisa sampai 'syurga'.
Setelah mendarat kembali di Delhi barulah teka-teki saya terjawab. Ternyata moncong pesawat menabrak burung sampai kondisinya penyok.
 
Saat evakuasi dari pesawat
Kami dipindahkan ke pesawat lain untuk terbang kembali ke Srinagar. Menjelang mendarat di Srinagar saya sangat takjub. Ya Allah indah banget pemandangan pegunungan Himalaya yang puncak-puncaknya tertutup salju. Menjelang landing mata disuguhi hamparan ladang Canola yang bunganya menguning di musim semi ini. Dan sepanjang perjalanan keluar dari airport semua bunga warna-warni bermekaran sepanjang jalan, bahkan bunga rumputpun sangat cantik dimata saya. Subhanallah, sungguh ini heaven on earth. Semua rasa lelah terbayar tunai.

Kata-kata tidak cukup indah menggambarkan keindahan Kashmir. Lebih indah dengan mengabadikan dalam bidikan lensa.   
hamparan ladang Canola

Palhagam
Tulip bermekaran di Taman Indira Gandhi

Baisaran Valley - Palhagam


House boat at Dal lake

Domba, domba, domba
Shikara ride on Dal Lake
View of Palhagam


Berkuda ke Baisaran Valley


    
bunga rumput yang berwarna-warni
bunga rumput dan sepasang sejoli

Wednesday, June 5, 2019

RAYA

KLIA2, 30 Ramadhan 1440H
Selamat hari Raya Idul Fitri dari Penang. Hari ini merasakan suasana lebaran sedikit berbeda dari setiap hari raya tahun sebelumnya. Sholat Eid di mesjid yang tidak satupun jemaahnya saya kenal. Ditambah lagi kotbah khatib yang sulit saya pahami. Kalau bahasa melayu pasti saya mengerti, tapi ini khotbahnya lebih banyak dalam bahasa Kedah. Ya salam, sepanjang khotbah saya hanya memandangi kemegahan mesjid ini ditambah lagi pakaian jemaah yang berwarna warni. Berbeda suasana di tempat saya, warna putih mendominasi pakaian di hari lebaran.

Selesai sholat bengong juga mau silaturahmi kemana. Akhirnya pergi cari makanan yang istimewa untuk sarapan pagi dihari raya ini. Setelah beberapa lama perjalanan menyusuri jalan kampung, ah! saya melihat pedagang lemang. Yahoo!! bisa makan lemang juga di kampung orang. Akhirnya...terasa lebaran di kampung sendiri :)

Langkah gembira menuju mesjid

Masjid Abdullah Fahim - Kepala Batas
 


menu berbuka puasa terakhir - Penang asam laksa


Ekspesi bahagia dapat makan lemang

Selamat hari raya, mohon maaf lahir bathin. 🙏