Sunday, January 2, 2022

2021 - 2022



Tahun 2021 tidak menulis wish list, dan hasilnya ya tidak ada apa-apa, semua berlalu biasa saja. Wish list tahun 2020 hampir semua terwujud, namun  yang belum terwujud adalah beli 1 emas 1 bulan. Sebab setiap duit yang didapat habis untuk belanja rumah, eh maksudnya buat rumah. Dibuat tanpa riba, semua cash. Dan setiap rupiahnya dari jerih payah sendiri. Alhamdulillah...

Maret 2020, proses pembangunan rumah pertama saya mulai dijalankan. Semuanya keinginan saya. Mulai dari bikin denah, pemilihan bahan, belanja bahan dan menentukan setiap detail rumahnya adalah pilihan saya sendiri. Alhamdulillah 25 Desember 2020 rumah baru saya mulai ditempati. 

Awalnya saya tinggal berdua sama Kiwa, kemudian bulan Februari saya adopsi Monday. Jadilah sekarang kami bertiga di rumah. 

Rumah sudah dibangun, tapi tangga rumah belum. Semoga tahun ini (2022) bisa berumah tangga. Aamiin...

2021 miskin liburan, karena kantong juga pas-pasan dan pandemi belum membolehkan pergerakan terlalu jauh. Semoga tahun ini pandemi berubah jadi endemi dan gerbang antar negara kembali bebas seperti dulu. 

One more..semoga selalu dilimpahkan rezeki supaya tetap bisa memberi makan dan merawat anabul2 yang terlantar.


Thursday, January 23, 2020

Looking Back...

Awal tahun kemarin di rumah yang satunya saya menulis wishlists. Setidaknya itu jadi tujuan hidup saya setahun ini. Alhamdulillah banget dihari ke-23 tahun 2020, Allah mengabulkan satu persatu list itu.

Yeah.. Hari ini selesai daftar haji. Sudah lama sih terbersit untuk daftar haji, tapi bisikan buruk dalam diri mungkin lebih kuat. Ga niat aja mau daftar walau sudah diingatkan mak. Sekarang betul-betul diniatkan, dan Allah pun memudahkannya. Lega rasanya menunaikan satu kewajiban.

Kemudian niat nabung satu bulan satu emas, semoga berlanjut dan dimudahkan rezekinya untuk bulan-bulan berikutnya, amin...

Berikutnya bangun/beli rumah dan nikah. 

Sunday, November 3, 2019

TERBANG #BahagiaBersamaAirAsia

Menunggu Take Off di KLIA2
Lebih dari satu dekade saya menggunakan AirAsia untuk mengantarkan saya ke destinasi liburan baik domestik maupun luar negeri. Sepanjang masa itu pula saya mengikuti rentak perubahan yang dilakukan AirAsia. Dulu, disaat belum ada smartphone, pencarian dan pemesanan tiket saya lakukan via website AirAsia. Untuk check in pun saya memilih web check in dan langsung memprint boarding pass karena saya menghindari antrian di counter check in

Namun sekarang saya lebih berbahagia bersama AirAsia, dimanapun dan kapanpun semua cukup dari smartphone. Tinggal instal aplikasi airasia di smartphone sudah bisa melakukan pencarian, pemesanan tiket dan produk tambahan sesuai kebutuhan seperti pilih kursi, bagasi, asuransi, maupun Santan (pilihan makanan di pesawat), sampai kemudahan mobile check in

Jangan lupa login sebagai member AirasiaBig supaya dapat big point dari setiap pembelian tiket. Diwaktu tertentu akan ada promo penukaran big point dengan penerbangan dan produk tambahan. Lebih asyiknya lagi, anggota AirasiaBig berhak mendapatkan diskon dan akses prioritas terkait promo ataupun mengatur ulang penerbangan. Saya pernah menukarkan hanya 500 big point untuk penerbangan dari Padang  ke KL. 
Transaksi Bigpoint

Ketika rasa malas untuk melakukan mobile check in karena nanti harus memprint boarding pass di bandara, nah! pilihan saya lainnya adalah self check in di Kiosk, sekalian drop bagasi di counter Auto Baggage Drop setelah mendapatkan bag tag. Kurang dari 5 menit proses check in dan drop bagasi selesai.

AirAsia menawarkan lebih dari 140 destinasi di Asia, Australia, Timur Tengah dan Amerika Serikat dengan mengoperasikan  lebih dari 200 pesawat Airbus A320-200 dan A330-300. Saking banyaknya pilihan rute yang dilayani AirAsia, ketika saya mau liburan ke Bali saya malah mengambil rute Padang ke KL dan dilanjutkan KL ke Denpasar semua dengan AirAsia. Logikanya, secara saya hanya mau liburan domestik harusnya mengambil rute Padang ke Bali dengan transit di Jakarta. Kenyataannya harga yang ditawarkan jauh lebih murah dengan memilih melipir ke KL dulu. Sampai-sampai petugas imigrasi di Bandara Minangkabau bertanya pada saya apakah saya bekerja  pada maskapai AirAsia, ke Bali aja kok mesti pakai AirAsia yang harus transit di KL. Sambil senyum saya menjawab, “bukan pak, cuma harga tiketnya lebih membahagiakan kantong saya”. 

Phiphi Island - Thailand
Desa Penglipuran - Bali
Skybridge Langkawi










Pantai Tanjung Aan Lombok










April lalu sekembalinya dari Kashmir, di Indira Gandhi Airport saya mendapatkan berita buruk. Penerbangan balik saya ke tanah air dibatalkan dan tidak ada penggantian penerbangan (ah..jangan ditanya lagi apa sebabnya). Dalam keadaan panik saya harus berpikir jernih supaya tetap bisa pulang hari Sabtu sesuai berakhirnya cuti saya. Taukan membeli tiket mendekati hari H pasti harganya membuat kantong jebol. Semua penerbangan saya cek dan harga yang ditawarkan paling murah 8 jutaan. Tapi tidak satupun dari daftar maskapai itu AirAsia.

Hawa Mahal Jaipur
Setelah cari info, ternyata AirAsia juga beroperasi dari bandara Jaipur. Saya buat quick check untuk melihat perkiraan harga tiketnya. Saya jadi sumringah karena harganya masuk dalam budget saya. Sambil makan siang di stasiun kereta bandara Delhi, cari wifi gratisan dan saya mulai mencari tiket pulang dari aplikasi AirAsia di smartphone saya. Rute Jaipur ke Jakarta dengan transit di KL. Karena penerbangan lumayan lama saya memesan menu ‘Santan’ Nasi Lemak Pak Nasser dan juga membuat pilihan kursi. Berhubung punya waktu 3 hari lagi menjelang keberangkatan pulang artinya punya waktu untuk shopping di Delhi dan Jaipur. Akhirnya saya menambahkan pemesanan bagasi 30Kg. Tiket airasia berhasil issued dengan harga tidak sampai 4juta. Penerbangan lima setengah jam saya terasa nyaman dengan AirAsia  X yang menggunakan pesawat jenis Airbus A330-300. Mulai dari take off sampai landing sangat smooth

Akhir tahun sudah di depan mata, saatnya memikirkan liburan untuk mengendurkan syaraf dengan melihat dunia luar sana. Lagi-lagi pilihan penerbangan bersama AirAsia, saya #BahagiabersamaAirAsia.

Friday, October 11, 2019

'The Heaven on Earth' itu bernama KASHMIR

Hamparan salju di Gulmarg - Kashmir
Entah apa yang melintas di pikiran saya tiba-tiba saja terbersit ingin mengunjungi Kashmir. Ajaibnya sekitar dua bulan sejak pikiran itu, di grup backpacker internasional heboh tiket 'error' Jakarta - Delhi, hanya 1,5 jutaan PP dengan maskapai Jet Airways. Serius?!! iya..duarius bang!! 
Tanpa pikir panjang dalam waktu 3 menit saya issued tiket Jakarta-Delhi untuk 12 hari perjalanan. Liburan musim semi di depan mata. Yey!!

Katanya India itu penuh drama. Dan demikian juga dengan maskapai mereka. Sebulan menjelang keberangkatan Jet Airways mereschedule jadwal, ini masih ok, eh menjelang  seminggu keberangkatan ada pemberitahuan mereka membatalkan semua penerbangan karena bangkut.

Apa?! bangkrut?? Trus nasib penumpang bagaimana?. Semua tiket lanjutan dan hotel sudah prepare jauh-jauh hari, seenak udel aja mau refund. (Masalahnya uang refund nya ga bakalan bisa beli tiket semurah itu bos).
Singkat cerita, penerbangan saya dialihkan dengan Etihad Airways dan transit di Abu Dhabi. Kurang keren apa coba?, meski kehilangan 2 tiket lainnya.

Abu Dhabi International Airport
Dari Abu Dhabi heading to Indira Gandhi International Airport. Sampai di Indira Gandhi harus buru-buru check in lagi untuk penerbangan ke Srinagar - Kashmir. Saya mulai capek banget dengan long haul flight. Pagi hari Rabu saya keluar dari rumah menuju Padang 2 jam perjalanan. Pesawat dari Padang ke Jakarta kurang lebih 2 jam, lanjut ke Abu Dhabi 8,5 jam, kemudian terbang lagi ke Delhi 3,5 jam. Perlu s-a-t-u  jam saja lagi untuk mencapai heaven on earth itu.

Setelah setengah jam terbang dari Delhi ke Srinagar, tiba-tiba dari ruang kokpit ada pemberitahuan RTB! iya betul banget ga salah dengar saya. Return To Base dengan alasan teknis. Apakan tidak mendadak rasa mau berakhir hari saya, astaghfirullah nov! Pastinya muka tegang dan pucat pasi. Lebih parahnya lagi perangai penumpang masih saja berisik tidak jelas membuat saya semakin takut. Tapi wajah-wajah awak kabin yang saya perhatikan cukup relax artinya pesawat masih dalam kendali pilot. Saya berdoa semoga saya tetap bisa sampai 'syurga'.
Setelah mendarat kembali di Delhi barulah teka-teki saya terjawab. Ternyata moncong pesawat menabrak burung sampai kondisinya penyok.
 
Saat evakuasi dari pesawat
Kami dipindahkan ke pesawat lain untuk terbang kembali ke Srinagar. Menjelang mendarat di Srinagar saya sangat takjub. Ya Allah indah banget pemandangan pegunungan Himalaya yang puncak-puncaknya tertutup salju. Menjelang landing mata disuguhi hamparan ladang Canola yang bunganya menguning di musim semi ini. Dan sepanjang perjalanan keluar dari airport semua bunga warna-warni bermekaran sepanjang jalan, bahkan bunga rumputpun sangat cantik dimata saya. Subhanallah, sungguh ini heaven on earth. Semua rasa lelah terbayar tunai.

Kata-kata tidak cukup indah menggambarkan keindahan Kashmir. Lebih indah dengan mengabadikan dalam bidikan lensa.   
hamparan ladang Canola

Palhagam
Tulip bermekaran di Taman Indira Gandhi

Baisaran Valley - Palhagam


House boat at Dal lake

Domba, domba, domba
Shikara ride on Dal Lake
View of Palhagam


Berkuda ke Baisaran Valley


    
bunga rumput yang berwarna-warni
bunga rumput dan sepasang sejoli

Wednesday, June 5, 2019

RAYA

KLIA2, 30 Ramadhan 1440H
Selamat hari Raya Idul Fitri dari Penang. Hari ini merasakan suasana lebaran sedikit berbeda dari setiap hari raya tahun sebelumnya. Sholat Eid di mesjid yang tidak satupun jemaahnya saya kenal. Ditambah lagi kotbah khatib yang sulit saya pahami. Kalau bahasa melayu pasti saya mengerti, tapi ini khotbahnya lebih banyak dalam bahasa Kedah. Ya salam, sepanjang khotbah saya hanya memandangi kemegahan mesjid ini ditambah lagi pakaian jemaah yang berwarna warni. Berbeda suasana di tempat saya, warna putih mendominasi pakaian di hari lebaran.

Selesai sholat bengong juga mau silaturahmi kemana. Akhirnya pergi cari makanan yang istimewa untuk sarapan pagi dihari raya ini. Setelah beberapa lama perjalanan menyusuri jalan kampung, ah! saya melihat pedagang lemang. Yahoo!! bisa makan lemang juga di kampung orang. Akhirnya...terasa lebaran di kampung sendiri :)

Langkah gembira menuju mesjid

Masjid Abdullah Fahim - Kepala Batas
 


menu berbuka puasa terakhir - Penang asam laksa


Ekspesi bahagia dapat makan lemang

Selamat hari raya, mohon maaf lahir bathin. 🙏



Friday, November 2, 2018

VITAMIN SEA



Pantai Tanjung Aan, Lombok
Sejatinya bagi saya penikmat laut yang tinggal di Gunung (Bukittinggi) harus menghirup udara asin laut minimal sekali dalam setahun. Energi serasa direcharge selepas pulang dari pantai. Untuk mendapatkan ‘vitamin sea’ yang sempurna saya mempunyai kriteria tersendiri tentang pantai. Walaupun namanya sama-sama pantai namun kepuasan akan pantai yang dikunjungi sangatlah berbeda-beda sesuai kriteria pantai versi saya.

Pantai touch n go! Pantai jenis ini hanya berupa hamparan pasir, ombak besar, dan penjual makanan/minuman dengan pemandangan pas-pasan. Yang bisa dilakukan disini hanya duduk santai sambil menikmati kelapa muda dan cemilan yang dijual. Pantai Padang dan pantai lainnya di sepanjang pantai barat Sumbar yang langsung berhadapan dengan Samudera Hindia, Pantai Parangtritis Jogja, Pantai Losari Makassar merupakan contoh pantai touch n go yang pernah saya kunjungi.

Pantai Rakyat. Pantai yang dikunjungi oleh sejuta umat sebab  akses ke pantainya mudah dan bibir pantai yang panjang. Saya kurang suka dengan pantai jenis ini seperti Pantai Kuta Bali dan Pantai Phuket Thailand. So crowded.

Pantai so so day. Menikmati pantai jenis ini lumayan seru. Menginap di hotel yang berhadapan langsung dengan pantai yang biasa, (tidak ada aktifitas langsung dengan laut sebab memang tidak direkomendasikan atau lautnya tidak landai, hanya dipandangi doang). Yang  membuat jadi special itu ya feel free lenyeh-lenyeh di pantai yang hanya bisa diakses oleh tamu hotel.
Saya menikmati liburan seperti ini di Bay View Hotel Batu Feringghi, Swiss Garden Beach Resort Kuantan, The Ocean Residence Langkawi, dan di Club Med Cherating Beach. Semuanya di Malaysia.

Pantai a good day. Pantai jenis ini sangat bagus menurut saya, viewnya cantik untuk selfie, pantainya landai dengan pasir putih, air biru toska, dan ditambah lagi dengan kehidupan laut yang bisa dinikmati hanya dengan snorkeling. Biasanya pantai jenis ini ada pada pulau-pulai kecil tanpa penduduk. Jadi kita harus datang pagi dan sorenya harus balik. Sepanjang hari menikmati segala macam kegiatan di pantai dijamin tidak akan mati gaya.

Saya mengunjungi rangkaian Pulau Sikuai, Pulau Pagang, Pulau Pamutusan dan Pulau Pasumpahan, serta Pulai Cingkuak di Sumbar untuk menikmati vitamin sea jenis ini. Telentang memandangi langit-tengkurap memandangi keindahan terumbu karang dan salto di laut dijamin tidak akan tenggelam karena kedalaman air yang tidak seberapa. Puas rasanya menghabiskan hari di pantai jenis ini.

Pantai Pulau Payar di Langkawi sangat menarik bagi saya, memang tidak ada terumbu karang cantik, namun ribuan ikan dari berbagai spesies dengan beraninya mendekati saya. Malah saya yang takut dengan anak-anak ikan hiu yang menemani saya snorkeling.
Tapi saya paling kecewa dengan ‘pantai a good day’ nya Phiphi Island. Untuk trip ke Phiphi Island saya siapkan dua baju renang sebab saya pikir aktivitas selama liburan disana adalah laut dan laut. Untuk mengelilingi pulau-pulau saya ambil one day trip untuk beberapa spot snorkeling dan menikmati sunset. Long tail boat pertama berhenti di Monkey Bay. Cuma berhenti 20 menit untuk bercengkrama dengan monyet-monyet dan foto bareng, aduh!. Spot selanjutnya melihat Viking Cave dan snorkeling di salah satu pulau. Cuma banyak ikan badut, dan yang bikin hati agak ciut juga banyak Landak laut. Dan puncak ke-Be-Te-an itu saat diajak ke Maya Bay. Imaginasinya bisa puas selfie dan jungkir balik di laut dengan berbagai pose sebab lihat foto-foto di internet tentang Maya Bay keren semua. Tapi kenyataannya tidak seperti yang dibayangkan saudara-saudara. Sampai di Maya Bay, Long tail boat yang parkir buanyak banget dan pengunjung juga bejibun. Diluar ekspektasi saya.

Pantai a good day yang paling saya suka selain yang di pantai barat Sumbar adalah Tanjung Aan Beach di Lombok. Viewnya subhanallah cantik sekali dan nilai plusnya adalah pengunjung yang bisa dikatakan hitungan jari. Saya suka pantai yang sepi, bisa puas berenang menghitamkan kulit yang sudah coklat.

Paradise in island. Kasta pantai jenis ini sedikit lebih tinggi dari Pantai a good day. Semua kriteria ‘pantai a good day’ masuk didalamnya plus disini dilengkapi dengan penginapan. Pulaunya tidak terlalu ramai, buka jendela kamar langsung pemandangan lepas ke laut yang mempesona dan saya rasa untuk mandi pagipun langsung saja nyebur ke laut ditemani ikan dan terumbu karang yang beraneka bentuk dan warna.

Gili Meno di Lombok menawarkan ‘Pantai Paradise in island’ bagi saya. Pulaunya tidak ramai dan tidak ada kendaraan bermotor, pantainya berpasir putih atau pink, airnya biru toska bening dan juga dilengkapi spot-spot snorkeling. Hanya keragaman terumbu karang dan ikannya kurang bervariasi. Malam hari  live music di café-café tepi pantai menyemarakkan suasana liburan. Pulau Salang-Tioman di Pahang Malaysia melengkapi sedikit kekurangan Gili Meno Lombok. Disini biota lautnya sangat beragam. Liburan ala pantai menjadi paket yang sempurna.