Thursday, January 17, 2013

Passion for Life

Passion is like horse racing
Terlahir sebagai seorang sagitarius sedikit banyak mempengaruhi karakter saya. Saya cenderung bosan melakukan hal yang sama dalam kurun waktu yang lama. Setiap rentang waktu tertentu saya harus memutar otak mencari sesuatu yang baru untuk meng-gairah-kan hidup saya kembali.

Saya mulai menyadari hal ini sejak SMP dulu. Zaman itu saya suka sekali dengan dunia radio. Setiap hari saya habiskan waktu dengan mendengar radio. Mulai dari radio lokal di gelombang FM sampai radio dari negeri antah berantah yang tertangkap di gelombang SW (short wave). Saat itu saya jadi pendengar setia radio Singapura. Siarannya sangat bagus, tidak melulu memutar lagu, tapi bermacam informasi bisa saya dengarkan dari kamar saya.
Dan good news nya adalah, suatu hari saya berkesempatan mengunjungi Radio Singapura atas undangan Mediacorp Radio sebagai salah satu pemenang essai tentang negara mereka menurut pandangan pribadi saya.

Era radio redup dari kehidupan saya, dan digantikan dengan kehadiran internet. Zaman-zaman SMA duit selalu habis di warung internet. Saya tergila-gila dengan internet dan selalu berselancar di dunia maya. Nasib baik tidak terjadi hal-hal buruk pada saya. Malahan saya memetik banyak manfaat dari kecintaan baru saya itu. Yang pasti saya tidak gaptek. Saat orang lain masih berkirim berita melalui surat pos, saya sudah menggunakan email. Ketika telponan mahal ke luar negeri,  saya sudah mengenal VoIP dan memangkas cost telpon sampai 80%.

Kerna terlalu banyak mengenal dunia luar melalui internet timbullah keinginan untuk menginjakkan kaki ke setiap tempat yang didambakan. Saya mulai jatuh cinta dengan travelling. Setiap ada uang di kantong yang terpikir adalah untuk membeli tiket dan jalan-jalan. Mulai dari jalan antar daerah dan akhirnya memberanikan diri untuk jalan ke negara orang.

belajar foto saat ketemu fotografer di kebun raya
hasil foto pertama saya
Setahun terakhir saya kehilangan teman jalan, jadi frekwensi jalan-jalannya sedikit berkurang. Dan saya coba mencari 'gairah' baru. Saya belajar tentang photography. Entah kenapa tiba-tiba saya jatuh cinta dengan foto. Dengan pengetahuan nol besar, saya mulai belajar dari A tentang foto. Jangankan teknik men-jepret, cara memakai kamera DSLR saja saya buta. Tapi hal-hal merubah kebutaan menjadi tampak nyata itulah passionate dalam hidup saya.
Hasilnya tidak begitu jelek, dan bisa dilihat disini

 Cake and Bakery shop
Meski umur photography masih seumuran jagung, sekarang saya sudah mulai melirik 'pacar baru' yang bisa memicu hormon endorfin saya.
Saya ingin belajar berbisnis. Sekarang sedang coba membangun kandang untuk beternak itik petelur. Dan saya mulai sibuk belajar tentang meramu pakai itik petelur dan cara budidayanya. Ide lainnya adalah ingin memulai bisnis kedai kecil-kecilan cake and bakery. Nama toko dan design logo sudah siap, konsep jualan juga sudah dirancangkan, hanya tinggal design toko dan sign contract dengan pemilik tempat.
Mudah-mudahan tidak mengecewakan. (cross the finger)