Monday, September 24, 2012

BOSS cs ME (Part I)

Sepatu kerja pemberian si boss
Meskipun  masih hitungan jari dalam tahun bekerja, tapi saya sudah menghadapi berbagai karakter boss dan meceburi berbagai jenis pekerjaan. Saya sudah merasa jadi pekerja dan mempunyai boss saat mengelola laboratorium komputer di kampus. 

Boss pertama saya adalah dosen saya sendiri. Saat itu saya sebagai pengelola laboratorium dan memikirkan bagaimana untuk menghasilkan rupiah dari unit-unit komputer yang ada, sementara  si Pak dosen  berperan sebagai pengawas yang saya panggil Pak Manager. Hubungan kerja yang sangat akrab dan menyenangkan, kerna kami adalah orang-orang ‘pecandu’ IT yang nyasar ke fakultas pertanian.

Bahkan selang berapa tahun kemudian setelah saya benar-benar bekerja di dunia kerja nyata, dan merasa buntu dengan kerja saya, sang dosen dengan tangan terbuka mengajak saya kembali bergabung di Lab. Tapi lambat laun saya pikir hidup itu harus maju, jangan kembali ke belakang, maka saya siap kembali ke dunia kerja dan memegang ‘wangsit’ pak dosen, ”nov, yang namanya kerja tidak ada yang enak, dan kerna itu kita digaji untuk melakukan pekerjaan.” (HAPPY ENDING)

Akhir tahun 2006 adalah pertemuan saya yang tergokil dengan si boss yang satu ini. Sebut saja namanya bobby. Si boss yang suka ‘keluyuran di internet’ nyasar ke blog saya dan tertarik dengan artikel tugas akhir saya tentang perkebunan kelapa. Lalu dia meninggalkan pesan di chat box dan meminta saya untuk mengirimkan email ke dia. Sejauh itu saya tidak kenal siapa dia, saya hanya sekadar ingin berbagi ilmu dengan pengunjung blog saya, itu yang terlintas dipikiran.

Send email-reply-email-chat gokil di Yahoo Messenger sebab saya tidak peduli siapa kawan chat saya. Ngawur ngidul eh, akhirnya baru dia omongin tujuan dia.

Ternyata dia sedang mencari karyawan yang ber-background pertanian dan tidak gaptek (celik IT). Hanya bermodalkan wawancara melalui Yahoo Messenger dan mengirimkan dokumen lewat email, saya langsung diterima kerja dan langsung nego gaji. Lumayan..eh, 2 kali lumayan secara saya fresh graduated saat itu.

Hari minggunya saya memberanikan diri menjumpai si boss di Palm Oil Miller di tengah hutan sawit hanya bermodalkan 3 clue. Si boss bernama Bobby, assistentnya Hera dan nama perusahaannya PT. Bina Sawit Bla Bla.Terperanjat katak lah saya saat bertemu muka dengannya. Tertanya disitu rekan kerjanya bule dan orang-orang mata sipit termasuklah si boss ini. Tidak menyangka saya akan dijadikan bagian dari tim ini. Sedikit merasa rendah diri sebab saya tidak punya pengalaman kerja apa-apa. Untungnya si boss baik sekali. 

Kenangan yang paling menyenangkan adalah waktu diajak shopping membeli perlengkapan kerja saya. Boss, saya, dan rekannya si bule Anthony. Dia selalu bertanya dengan antusias pada saya, “feel exciting with the project nova?” “yeah of course :)” Belakangan baru saya faham kenapa Anthony selalu bertanya hal yang sama pada saya.(HAPPY ENDING).

Pindah dari boss Bobby saya dipertemukan dengan boss Onggo. Tidak bertahan lama, tapi secara umum dia sangat baik dan perfect. Nah..sangking perfect nya dia ini saya tidak tahan bekerja dengan dia. Hari libur dia mengajak saya mengunjungi rekan-rekan bisnisnya di hutan sawit kemudian pergi ke Pekanbaru untuk shopping. Semua rekan kerja saya masih sama, laki-laki dan bermata sipit.

Sangking pedulinya dia dengan saya, ketika dia terbaring sakit di Jakarta  pun, eh masih sempat-sempatnya dia menanyakan apakah saya sudah makan atau belum via telpon. Jangan jajan di luar, kerna kotor. Kalau lapar suruh Bi Imah masakkan, jangan suka tidur larut malam kerna keasyikan online. 

Jangan berpikiran negative dulu, tidak ada hubungan lain selain antara atasan dan bawahan. Awal kerja saya sudah diingatkan istrinya, “kamu tahan kerja dengan bapak? Bapak orangnya sangat detail tapi sebenarnya tujuannya baik”. Waktu itu saya hanya mengangguk iya. 

Tapi lama-lama saya gerah juga. Bangun pagi terlambat salah, tidur larut kena sound. Bikin laporan dan table excel tidak rapi diprotes, gulungan colokan laptop tidak benar diprotes, meng-clip laporan dengan anak hekter double juga jadi masalah. Dia SMS dan tidak segera dijawab trus pakai alasan pulsa habis, eh langsung diisikan pulsa. Aduh, betul-betul saya tidak tahan.

Cabut dari Onggo saya pindah ke Pekanbaru dengan suasana kerja baru, dan boss baru. Kali ini boss nya wanita bernama Sukiani. Dari namanya saya pikir orang jawa dan pasti keibuan. Dan setelah bertemu saat wawancara kerja, barulah saya tahu siapa Sukiani. (to be continue.....)