Saturday, December 17, 2011

IMIGRASI

Salah satu hari terindah bagi saya adalah saat mengantri untuk cap passport di meja imigrasi. Ini artinya saya kembali melakukan perjalanan, dan akan ada cerita disepanjang perjalanan saya nantinya.

Perjumpaan saya pertama kali dengan orang imigrasi adalah awal tahun 2004, saat itu saya mengunjungi Singapura atas undangan Mediacorp Radio. Pihak imigrasi mereka cukup bersahabat, mungkin mereka tahu saya datang hanya untuk berliburan sebab status saya saat itu masih mahasiswa. Mereka hanya menanyakan apakah ini pertama kali saya mengunjungi singapura, dan mengucapkan selamat datang ke negara mereka and enjoy ur holiday!

Lain dengan cerita di imigrasi LCCT Malaysia. Di kunjungan ke dua saya ke Malaysia, saya pikir akan lebih baik. Sebab Setelah yang pertama  saya bersumpah pada diri sendiri tidak akan ke Malaysia lagi lewat jalur laut, kecuali terpaksa. (Jalur laut banyak digunakan para Tenaga Kerja Indonesia yang akan masuk ke Malaysia, dan perlakuan petugas sangat merendahkan mereka, saya sungguh tidak tahan melihat itu).

Seperti biasa, mengantri di imigrasi.
dan giliran saya maju
saya menyerahkan passport bersama print out tiket perjalanan saya.
"datang nak buat apa?" tanpa melihat wajah saya
"liburan" dengan nada cuek
"ape?"
"vacation"
"berape lame?" dengan nada kurang bersahabat
"aduh, ga bisa lihat sendiri ya, itu kan sudah saya lampirkan tiket perjalanan saya" sambil saya menunjuk tiket dan passport ditangan si cewek petugas imigrasi.
Setelah dia melihat print out tiket barulah dia mencap passport saya.
Dan saya berlalu tanpa mengucapkan terima kasih.

Namun bila saya bertemu petugas yang baik,pasti saya mengucapkan terima kasih plus senyuman manis pada mereka.
Dan itu baru terjadi setelah sekian kali perjalanan bolak-balik saya ke Malaysia. Kali ini petugas imigrasi nya seorang cowok dalam umur tiga puluhan. Pertanyaan wajibnya setelah membolak balik passport saya.
"nova sari"
"ya saya"
"apa tujuan awak datang?"
"saya mau buat event TREASURE HUNT di Club Med Cherating, then saya akan liburan ke Penang"
"event ape?"
"TREASURE HUNT! Semacam amazing race, sangat popular kan di Malaysia, hmm..ngak pernah dengar ya?"
"owh Treasure hunt. Yer saya tahu." 
Mie Udang Penang
"Jauh-jauh datang dari Indon untuk buat treasure hunt kat sini, wah bagusnya. Untuk syarikat awak yer?"
"Ya, kerna di Indonesia treasure hunt belum famous lagi"
"ok."
Kemudian saya bilang saya akan liburan ke Penang.
"First time awak datang kat Penang?"
"Yeah, tapi kalau tempat-tempat lain udah sering, so trip ini saya akan coba ke Penang"
"Penang sangat bagus tempatnye. Nanti awak mesti cuba makan Mie Udang, sangat best rasanya. Itu menurut saya lah, tak tau pulak selera orang berbeza kan."
"ok, dengan senang hati nanti saya akan coba mie udang di Penang"

Setelah passport saya di cap, dan pembicaraan tidak boleh terlalu panjang sebab antrian masih panjang!
"Thank You! " plus senyuman dan saya berlalu dari hadapannya.
Baru kali ini petugas imigrasi sangat ramah.

Friday, December 16, 2011

DRAMA on MONDAY

Kalender 2011
Blue Monday itu sangat lumrah bagi orang kantoran seperti saya, tapi hari ini bukan sekadar Blue Monday. Hari ini adalah Drama on Monday .
Setelah meliburkan diri selama 19 - SEMBILAN BELAS hari, dan memulai hari ini ke kantor bukan tidak ada masalah bagi saya. Ini masalah besar!
secara di negeri ini cuti tahunan itu hanya ada 12hari dan setelah dikurangi dengan cuti bersama ini-itu, jadilah untuk tahun ini hanya tersisa  ENAM hari kerja saja.
 
Saya tidak mau rugi dengan enam hari itu. Jauh-jauh hari, 13 september lalu   saya sudah mengajukan cuti tahunan untuk tanggal 23-30 November (enam hari kerja).
Cuti tahunan diterima.
Saya cuti dengan suka ria, dan uppss!! Saya kebablasan! harinya menjadi berkali lipat dari izin yang ada.
Dan ‘DRAMA on  MONDAY’ dimulai.

Orang-orang kantor cukup heboh kerna saya tidak juga masuk kerja, terutama bagian kepegawaian. Saya maklum kerna itu memang tugas mereka mengontrol gerak-gerik karyawan yang ada di kantor ini.
Tapi ini cukup keterlaluan.
Perlukah mereka menguntit hal pribadi saya?
saya dapat info dari geng di kantor, kalau ada ibu-ibu yang selalu ingin tahu tentang saya.
dia selalu liburan ke KL ya? (sirik bu? )
dia selalu merayakan ulang tahunnya bersama pacarnya di KL? (hey! Jangan main tuduh! Lihat dulu dong daftar hadir saya tahun lalu)
pacarnya dia orang India ya? (so what?)
hmm…dan bla, bla, bla.

Dan terima kasih pada kawan baik saya yang menjadi Mr dan MS  ‘I dunno’ untuk jawaban pertanyaan itu.
2 hari yang lalu seorang Spy diutus kerumah saya, tidak pasti apa maksudnya.
Apakah memastikan saya sakit atau memastikan saya memang belum pulang bercuti. Yang pasti ibu saya sampai sakit dibuatnya kerna sangat stress memikirkan anaknya akan mendapat masalah besar di kantor.
Selepas apel pagi saya langsung menghadap kepala bagian kepegawaian, maksud hati untuk menjelaskan apa yang berlaku pada saya dan saya ingin memberikan alasan keterlambatan saya masuk kerja. Tapi di depan pintu ruangannya si ibu  sedang berbincang dengan Pak Sekretaris (Orang nomor 2 di kantor saya). Si ibu langsung ‘menyeret’ saya ke ruangan Pak Sekretaris.
“Pak, ini nova sudah datang. Kita perlu membicarakan masalah ini.”
Si Bapak pun setuju untuk membicarakan masalah saya diruangannya.

Mati deh gw
! Bakalan runyam nih masalahnya kalau udah sampai ke Sekretaris. Tapi saya pasrah, berani berbuat berani bertanggung jawab, saya meyakinkan diri.

“Gini Pak, nova ini sudah 7 hari kerja tidak ada kabar. Cutinya sudah habis sejak 30 November kemarin, tapi dia tidak masuk sampai tanggal 9 Desember. Dan berdasarkan PP Nomor 53 Tahun 2010, tidak masuk kerja tanpa keterangan selama 5 hari berturut-turut akan dapat TEGURAN LISAN secara tertulis. Sementara ini
 sudah 7 hari, dia akan mendapatkan TEGURAN TERTULIS.
Gubrak!!
Dengan tetap cool saya menjelaskan pada Pak Sekretaris  apa yang terjadi pada saya.

“Pak, benar saya cuti sampai tanggal 30 November, tapi tiket pulang saya tanggal 4 Desember. Dan dengan sadar saya mohon maaf kerna saya
 sudah melebihkan 2hari cuti, tapi saya rasa 2hari masih ada toleransi sebab dengan begitu cuti saya bisa sampai hari minggunya. (dasar pegawai pemalas lu Nov! ).
dan saya pun tidak tahu kalau bakalan sakit, dan dengan terpaksa saya harus membatalkan keberangkatan saya, dan mesti membooking ulang tiket pesawat, kerna akhir tahun susah mendapatkannya (maksudnya harga tiket yang sesuai kantong saya). Pagi itu saya sudah menghubungi atasan langsung saya guna memberitahukan keadaan saya dan meminta izin dari beliau.”

 "Ga bisa hanya info dari atasan kamu, harus ada bukti surat sakit”.
“maaf bu, saya ngak berobat ke dokter tapi saya hanya membeli beberapa obat di apotek, dan ini ada bukti resep yang saya beli. Apakah ini bisa dijadikan bukti?.
dan apakah bos saya tidak memberi tahu kalau saya sakit di KL?”
“ya ada.  tapi tidak bisa hanya berdasarkan info dari bos kamu.

Kami sudah berkali-kali menghubungi handphone kamu, tapi tidak aktif, dan kamu pun tidak ada memberi kabar.”
“hmmm..apa benar ibu menghubungi saya? Hp saya selalu aktif, buktinya saya selalu berkomunikasi dengan boss saya. Benar sih saya tidak menjawab setiap telpon yang masuk, sebab roaming. Nanti kalau pulsa saya habis dan orang-orang lain tidak bisa menghubungi saya, itu lebih fatal lagi. Yang pasti saya tetap menjawab setiap telpon masuk dengan me-sms balik.”

“jadi bagaimana nih pak? Nova harus diberikan teguran tertulis?”  (seolah-olah dia tidak tega memberikan nya pada saya).
dan masalahnya lagi, nova ini masih pegawai baru.” (Hello bu! Memang saya masih 2 tahun lebih bekerja disini, tapi semua hak pegawai semuanya sudah saya dapatkan secara penuh. Jadi jangan main orang baru-orang lama lah! )

“sekarang gini, semua sudah terjadi, dan kita berusaha memberikan solusi supaya nova tidak dapat teguran tertulis. Saya paham dengan alasan nova itu, dan itu tidak jadi masalah bagi saya”.

(aahh??  Saya tidak sedang bermimpi kan? Betulkah bapak sebaik itu pada saya? YA NOVA! Bapak ini adalah dewa penyelamat mu pagi ini).
Dalam hati saya bersorak gembira!
Sama sekali saya tidak menyangka reaksi si Bapak.
“Sekarang yang perlu dipikirkan alasan yang bisa dipertanggungjawabkan pada Tim Inspektorat bila ada pemeriksaan kehadiran.”
Semua alasan coba dirancang bapak itu.
Buka kalender, dan sedikit memutar otak
alasan A (tidak masuk akal)
alasan B (hmm…tidak mungkin)
alasan C (aduh..terlalu ribet)
Masih buntu!

Kembali si ibu merecoki, bagaimana pun yang  5 hari kerja tetap diberikan teguran lisan tertulis dan yang 2 hari bisa dimaafkan dengan membuat surat izin. Menurut dia ini hukuman teringan untuk saya.
“Anak magang aja di kantor ini 1 hari tidak masuk kerja orang tua nya memberi kabar ke kantor dengan menelpon ibu.”
(Bu…anak magang itu adalah anak sekolahan yang dititipkan di kantor ini untuk mempelajari ilmu perkantoran.
Nah sementara saya kesini adalah untuk mencari nafkah dan saya masuk kerja pun mengikuti prosedur test. Saya seorang dewasa yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan saya, bukan kerna dipaksa orang tua saya bekerja disini. Bagaimana kalau saya bekerja di negeri antah-berantah jauh dari orang tua saya, apakah orang tua saya akan menelpon ibu juga untuk memberi tahu kalau saya tidak masuk kantor kerna sakit? )

“saya pikir kerna saya bekerja pada instansi yang berstruktur, maka orang pertama yang saya hubungi saat saya tidak dapat bekerja adalah ATASAN LANGSUNG SAYA, bukan meminta 
orang tua saya yang menghubungi kantor. Maaf mungkin jalan pemikiran saya salah.”
Tiba-tiba BOLA LAMPU MENYALA DI KEPALA BAPAK SEKRETARIS.
“nah, nova! Begini saja. Minta tolong orang tua kamu membuat surat yang isinya memberitahukan bahwa kamu sakit di KL saat masih cuti. Dan buat surat itu tertanggal 7 Desember. Jadi 4 hari ketidakhadiran pertama dianggap TANPA KETERANGAN (kerna tidak cukup 5 hari, artinya tidak berhak mendapatkan surat PERINGATAN LISAN TERTULIS) dan 3 hari berikutnya kamu dibuat sakit.
(Intinya saya selamat dari ‘Penghargaan Penerima SURAT TEGURAN TERTULIS’)
 
Walaupun ini sedikit aneh bagi saya, sebab terakhir ibu saya membuatkan surat izin sakit untuk sekolah adalah saat saya berumur 11 tahun. Dan sekarang kantor ini  memperlakukan saya seperti anak SD yang tidak hadir ke sekolah. Tapi apapun itu akan saya lakukan.
Saya merasa bahagia sekali dengan keputusan yang diambil Pak sekretaris. Dalam hati saya mengucapkan terima kasih kepada beliau. Dan mungkin si ibu merasa sedih kerna perjuangannya tidak berhasil. Im sorry…..

Mungkin si Bapak mau membantu saya kerna mengingat kerja-kerja saya.
siapa orang terdepan yang akan muncul jadi team kreatif setiap ada event  expo kantor? (saya dan the gangs)
siapa yang aktif di acara go green dan mau memegang cangkul dan tanah dan berpanas-panasan? (saya dan the gangs)
siapa yang akan diutus di hari minggu saat ada acara olahraga dan diperlukan perwakilan dari kantor? (saya dan the gangs)
siapa orang yang paling vocal dan pembangkang di kantor? (PUN Saya dan the gangs, hahahaha)